
Revitalisasi “Ayam Bismillah”: Sentuhan Sains, Teknologi, dan Digitalisasi dari UNJANI-BIMA
Lenteraharapan.com – Cimahi — Di tengah riuh lalu lintas Jl. Raya Cibabat, tepat di depan RS Mitra Kasih Cimahi, sebuah etalase sederhana bernama Ayam Bismillah dulu pernah menjadi primadona. Usaha ayam potong pionir di kawasan ini mampu menjual hingga 8 ton ayam per hari pada masa jayanya. Namun, seiring waktu, gemerlap itu meredup. Persaingan ketat, masalah higienitas, dan penurunan kualitas produk membuat omzetnya anjlok hingga hanya tersisa 1 ton per hari.
Kondisi ini mengundang perhatian tim Dosen dan Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI). Melalui program PkM-BIMA FITKes UNJANI yang didukung pembiayaan Kemdiktisaintek, mereka turun langsung membawa pendekatan berbasis riset untuk menghidupkan kembali usaha lokal ini.
Menemukan Akar Masalah
Tim yang dipimpin oleh Ellsie Viendra Permana, M.Si., M.Sc., bersama Fini Ainun Qolby W, M.Si., dan Susilowati, S.KM., M.KM., menemukan bahwa ayam yang dipajang di ruang terbuka rentan terhadap polusi, panas matahari, serta kontaminasi bakteri. Uji laboratorium menunjukkan jumlah bakteri pada karkas ayam melebihi standar aman pangan SNI. Risiko kesehatan mengintai konsumen, dari Salmonella hingga E. coli.
“Masalahnya bukan hanya penampilan ayam yang menguning dan kering, tetapi juga menyangkut aspek keamanan pangan. Di sinilah sains dan teknologi bisa memberikan solusi,” jelas Ellsie.

Inovasi Bioteknologi dan Peralatan Modern
Langkah pertama yang diperkenalkan adalah pemanfaatan enzim papain dari getah pepaya. Enzim ini terbukti mampu menekan pertumbuhan bakteri hingga 43% pada daging ayam segar. Sebuah inovasi sederhana namun berdampak nyata pada higienitas.
Tak berhenti di sana, tim juga memperkenalkan mesin bubut pencabut bulu ayam untuk mempercepat proses produksi tanpa mengurangi standar kehalalan. Modernisasi ini membantu efisiensi kerja penjual yang sebelumnya masih bergantung pada metode manual.

Transformasi Fisik, Pemasaran, dan Digitalisasi
Perubahan juga terlihat pada etalase Ayam Bismillah. Tim menyerahkan meja display stainless steel ergonomis dengan saluran drainase, lampu sorot, hingga alat pembasmi lalat elektrik. Spanduk baru yang tahan air, seragam, dan celemek dengan logo khas turut menambah kesan profesional sekaligus meningkatkan citra higienis.
Tidak berhenti di aspek fisik, tim juga mendorong transformasi pemasaran berbasis digital. Ayam Bismillah kini memiliki akun resmi di platform Shopee dan GoFood, sehingga pelanggan bisa memesan secara online. Untuk pembeli yang datang langsung, sistem pembayaran pun dipermudah dengan layanan QRIS, meminimalisir transaksi tunai dan memberi kesan modern sekaligus praktis.
“Sekarang bukan hanya tampilannya yang berubah, tapi juga cara kami melayani. Ada pelanggan yang lebih senang pesan lewat aplikasi, dan itu sekarang bisa kami layani,” ujar pemilik Ayam Bismillah.

Penguatan SDM dan Keberlanjutan
Selain fisik dan digital, aspek Sumber Daya Manusia juga mendapat perhatian. Tim PKM melaksanakan pelatihan standar penanganan karkas ayam sesuai prinsip ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) dan regulasi RPHU. Materi pelatihan meliputi penyembelihan halal, manajemen limbah, hingga program pengendalian lingkungan dari hama seperti lalat dan tikus.
Hasilnya langsung terlihat. Dalam waktu kurang dari tiga minggu, omzet Ayam Bismillah meningkat 30%. Sebagai tindak lanjut, tim UNJANI-BIMA berencana mendampingi mitra ini hingga memperoleh sertifikasi halal dari BPJPH.

Sinergi Akademisi dan UMKM
Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi perguruan tinggi dengan pelaku usaha kecil mampu menghasilkan dampak nyata. Ilmu pengetahuan yang biasanya berdiam di laboratorium kini menemukan jalannya ke pinggir jalan, memberi napas baru bagi UMKM yang hampir tumbang.
Dengan semangat baru, Ayam Bismillah kini tidak hanya lebih bersih dan higienis, tetapi juga lebih dekat dengan pelanggan melalui dunia digital. Sebuah langkah kecil yang membuktikan, bahwa teknologi dan kearifan lokal bisa berjalan beriringan, menyelamatkan usaha keluarga, dan menghidupkan kembali denyut ekonomi masyarakat.